Kamis, 04 April 2013

Karang Millepora

Millepora disebut juga karang api. Dikatakan karang api karena sengatan yang menyakitkan yang akan membuat kulit tergelupas seperti terbakar api. Millepora terdapat 50 spesies yang memiliki bentuk yang berbeda, yaitu dari koloni terdiri dari pohon seperti cabang-cabang, koloninya padat yang biasanya berbentuk kubah, atau koloni yang melekat erat dengan substrat. Millepora memiliki core yang berongga yang mengandung oksigen sehingga tingkat kerapuhannya tinggi, ada juga jenis lain dari genus Millepora yang kokoh melekat di substrat sehingga mampu menahan gelombang besar.

Klasifikasi Millepora yaitu :

Karang Millepora

Kingdom : Animalia

Fylum :Cnidaria                    

Class: Hydrozoa

Ordo :Milleporina

Family :Milleporidae

Genus :Millepora

Millepora memiliki dua ukuran pori-pori halus di permukaan tubuhnya yaitu gastropores dandactylopores. Dactylopores memiliki bulu-bulu halus panjang yang menonjol dari kerangka. Rambut memiliki kelompok sel penyengat (nematocysts) yang menimbulkan sengatan pada kulit manusia. Rambut ini juga untuk menangkap mangsa yang kemudian ditelan oleh gastrozooids, terletak dalam gastropores.Selain dengan sengatan karang api juga mendapatkan nutrisi melalui hubungan khusus simbiosis dengan ganggang yang dikenal sebagai zooxanthellae. Zooxanthellae hidup di dalam jaringan karang, dan memberikan karang makanan yang dihasilkan melalui fotosintesis. Sebagai imbalannya, karang memberikan tempat perlindungan dan akses terhadap sinar matahari.

Millepora memiliki kemampuan untuk membentuk terumbu sehingga dapat menahan arus pasang surut yang kuat. Millepora sangat berlimpah di lereng bagian atas atau di laguna dan pada kedalaman 40 m. Ancaman punahnya terumbu karang khususnya Millepora berdampak pada terumbu karang secara global. Diperkirakan bahwa 20% dari terumbu karang dunia telah hancur dan pemulihannya sangat lama, 24% dari terumbu karang dunia akibat dari tekanan manusia. Dampak-dampak manusia termasuk praktek-praktek pengelolaan lahan yang melepaskan sedimen berlebih, nutrisi dan polutan ke dalam lautan yang akan menekankan ekosistem terumbu karang yang rapuh. Penangkapan berlebihatau 'knock-on'  berefek meningkatkan makro-alga yang dapat bersaing dan menrusak karang, dan memancing menggunakan metode destrukti fsecara fisik menghancurkan karang. Sebuah ancaman potensial lainnya adalah peningkatan kejadian pemutihan karang, sebagai akibat dari perubahan iklim global, Spesies karang api paling rentan akan kerapuhannya dan sangat mudah patah.

Misalnya, selama badai atau menyelam. Penyelam dengan mudah dapat mematahkan cabang karang api ketika menyelam untuk liburan, atau ketika mengumpulkan ikan untuk perdagangan akuarium. Seperti ikan betok kuning cenderung berkutat dekat dengan koloni karang bercabang api, dan masuk kecabang-cabang nya ketika terancam.

0 komentar:

Posting Komentar