Kamis, 29 Maret 2012

Ocean Diving Club Unsyiah Akan Segera Melaksanakan Sertifikasi Selam Anggota Diklat-V

Sertifikasi Selam merupakan kegiatan tahunan Ocean Diving Club Unsyiah yang dilakukan untuk mendapatkan lesensi selam (surat izin penyelaman) yang diperuntukkan Anggota Diklat V ODC. Kegiatan Sertikasi ini merupakan proses akhir dari program kegiatan  ODC Diklat ke-V setelah melewati masa pendidikan 8 bulan, dengan berbagai materi penyelaman baik secara praktikum maupun teori. Dalam masa pendidikan bersama ODC para anggota Diklat juga diberikan materi-materi Ilmiah lainya, seperti materi Pembekalan Ilmiah Monitoring. Hal ini sesuai dengan visi dan misi ODC yaitu  meningkatkan minat, kemampuan pendidikan dan teknis kegiatan bawah air/laut secara benar, baku, dan aman serta membangkitkan dan mengembangkan cinta laut dengan konsep konservasi alam/lingkungan bawah air/laut.

Kegiatan sertifikasi ini akan dilakukan pada tanggal 1 – 5 April 2012 di Pulau Sabang tepatnya di daerah Iboih. Sertifikasi selam yang di ambil kelak berlisensi A2 ADS (open water), dengan Instruktur Selam Bapak Ibnu Azzam. Jumlah peserta sertifikasi pada tahun ini mengalami peningkatan yakni sejumlah 15 Anggota Diklat yang kesemuanya merupakan Mahasiswa Jurusan Ilmu Kelautan yang telah melewati dan menjalani masa Diklat angkatan ke-V. Dengan jumlah yang tergolong banyak tersebut tentu saja diperlukan persiapan yang matang dari para Panitia agar kegiatan sertifikasi tersebut berjalan lancar sesuai rencana.
Tetap semangat untuk semua Panitia dan Peserta Sertifikasi Selam ODC Diklat V...!
Tenang, Berfikir dan Bertindak..., Go Dive...!




Jumat, 16 Maret 2012

Anggota Diklat V ODC Melakukan Simulasi Kering Monitoring Ekosistem Terumbu Karang

Banda Aceh, (16/3/2012) ODC memberikan materi Pembekalan Ilmiah Monitoring (PIM) kepada Anggota Diklat V. Kegiatan ini merupakan suatu program yang rutin dilakukan dari ODC di bawah pengawasan Divisi Penelitian dan Pengembangan (LITBANG).  PIM  ini bertujuan untuk memberikan materi-materi dan pemahaman tentang Ekosistem Terumbu Karang serta teknik monitoring terumbu karang Kegiatan ini diikuti oleh 15 orang anggota diklat V ODC sebagai peserta.
Pembekalan materi sebelum melakukan simulasi kering

Dan  pada hari ini ODC beserta Anggota Diklat V melakukan simulasi kering Monitoring Ekosistem Terumbu Karang. Simulasi ini bertujuan untuk memberikan pemantapan materi-materi yang telah di berikan beberapa bulan sebelumnya. Kegiatan ini diawali dengan pembekalan materi dan respon test tentang genus-genus karang, ikan karang beserta Invert. Setelah megetahui hasil kemampuan masing-masing, para peserta pelatihan lansung memasuki zona simulasi yang telah di setting oleh Anggota ODC Unsyiah lainnya.
simulasi metode transek kuadrat

Terdapat 4 metode monitoring yang dilakukan pada simulasi kering Monitoring  kali ini yaitu, Point Intercept Transect (PIT), Line Intercept Transect (LIT), Transek Kuadrat dan Belt Transect (transek Sabuk). Masing-masing metode tersebut dilakukan secara bergantian oleh peserta. Metode-metode yang disimulasikan merupakan metode yang umum dipakai dalam pengambilan data karang. Menurut Indra, sebagai Ketua Divisi LITBANG ODC kegiatan simulasi kering ini merupakan suatu bentuk pelatihan pengambilan data Ekosistem Karang di daratan dimana kegiatan tersebut sebagai bentuk persiapan dan pembekalan kepada anggota diklat V sebelum melakukan kegiatan monitoring dan pengambilan data sebenarnya.
Simulasi Metode PIT dan LIT

Kamis, 08 Maret 2012

Pelepasan Tukik Untuk Kelestarian Penyu di Aceh

Aceh Besar, (29/2/2012) ODC mengikuti acara kegiatan pelepasan ratusan tukik ( bayi penyu ) ke alam bebas, bersama beberapa Jaringan KuALA (Koalisi untuk Advokasi Laut Aceh). Jenis tukik yang dilepaskan ke alam bebas berasal dari spesies Penyu Abu-abu atau Penyu Lekang (Lepidochelys olivacea). Tukik-tukik tersebut menetas setelah melewati  + 50 hari  atau + 2 bulan masa inkubasi di salah satu  penangkaran penyu di daerah pesisir pantai Babah Dua Lampuuk, Aceh Besar. Kegiatan pelepasan tukik-tukik ini merupakan suatu bentuk restocking penyu ke lautan.

Tukik yang berada dikolam penangkaran

Kegiatan seperti ini sungguh sangat jarang terjadi di sekitar daerah pesisir Aceh, dan kami dari ODC sungguh tidak akan melewati detik-detik yang sangat berharga untuk kelestarian laut Aceh. Dengan dibekali 1 perangkat kamera Canon Powershot G10 yang telah dilengkapi dengan Underwater Casing, dan beberapa relawan ODC sebagai photografer amatiran terus mengambil beberapa gambar momen-momen indah dari para tukik-tukik penyu yang unyu-unyu.

Detik-detik Pelepasan Tukik-tukik ke lautan lepas

Kegiatan konservasi seperti ini sungguh sangat-sangat penting bagi kelestarian keberadaan penyu-penyu di laut kita.  Mengingat status penyu di Indonesia merupakan hewan-hewan yang harus dilindungi, sebagaimana yang tertuang dalam PP Nomor 7 tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis-jenis Tumbuhan dan Satwa yang Dilindungi.

Aksi pelepasan ratusan tukik ini juga diisi dan dimeriahkan oleh anak-anak dari beberapa sekolah dasar di sekitar Aceh Besar. Mengingat  jiwa-jiwa muda yang masih dini tersebut merupakan suatu langkah yang tepat untuk menanamkan kesadaran pentingnya menjaga kelestarian penyu-penyu. Kegiatan ini juga dihadiri berbagai instansi-intansi LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) terkait yang berhubungan dengan kelestarian alam dan laut.




Persiapan pelepasan Tukik-tukik

Pelepasan tukik-tukik

Setelah tukik-tukik dilepaskan ke garis pantai, tukik-tukik lansung begerak beramai-ramai melewati pasir pantai menuju lautan lepas. Untuk menemukan arah laut tukik berpatokan pada arah yang paling terang serta menggunakan topografi garis horison (cakrawala) sekitarnya.  Dengan menggunakan sirip-sirip kecilnya tukik-tukik berusaha melewati dan bertahan dari pecahan ombak yang ada di bibir pantai. Sungguh perjuangan yang sangat berat bagi tukik-tukik kecil. Pergerakan tanpa henti ini membuat para tukik sedikit kelelahan. Hingga akhirnya ketika tukik kecil berhasil melewati derasnya deru ombak, mereka berhenti sejenak di atas permukaan perairan laut sambil melipatkan kedua sirip depan mereka ke belakang. 

salah satu tukik yang berhasil melewati derasnya ombak pantai

beristirahat sejenak di permukaan lautan

posisi tukik ketika beristirahat


Ketika tenaga terkumpul, para tukik melakukan pergerakan kembali menuju lautan lepas yang jauh dan dalam, hingga menghilang dari pandangan kami. Kegiatan tukik melewati pantai dan berenang menjauh adalah upaya untuk menghindari para predator dan merekam petunjuk-petunjuk yang diperlukan untuk menemukan jalan pulang saat akan kawin (imprinting prosses).

Bersiap melakukan pergerakan kembali

Akhirnya kegiatan kami pun selesai. Beberapa potongan gambar tukik-tukik akan menjadi kenangan terindah bagi kelestarian laut Aceh. Selamat jalan tukik-tukik kecil, kuatkan dan keraskan sirip kecilmu hingga kelak dapat bertahan, kembali dan menetaskan lagi tukik-tukik berikutnya....!