Jumat, 21 Agustus 2009

Merah Putih Berkibar dan Tari Rampo Tampil di Bawah Laut Pulau Rubiah Sabang

Dalam memperingati hari lahirnya bangsa Indonesia, sebagai pemuda/i bangsa dan Negara, kami yang tergabung dalam sebuah klub selam yang bernama ODC (Ocean Diving Club) yang bernaung dibawah Jurusan Ilmu Kelautan Koordinatorat Kelautan dan Perikanan Universitas Syiah Kuala telah ikut berpartisipasi dalam memperingati HUT RI ke-64 sebagai wujud rasa cinta terhadap bangsa dan Negara ini beserta kekayaan alam dan budayanya serta kepada para pahlawan bangsa yang telah berjuang mempertahankan ibu pertiwi sampai titik darah penghabisan.

Upacara Bendera dan Pementasan Tarian Daerah di Bawah Laut Pulau Rubiah oleh Ocean Diving Club

SABANG - Peringatan HUT Ke-64 RI di Sabang dipusatkan di Lapangan Yos Sudarso, Senin (17/8). Walikota, Munawar Liza Zainal tampil sebagai inspektur ucapara. Selain itu, juga dilaksanakan upacara bendera di bawah air yang diselenggarakan di objek wisata Pulau Rubiah secara khidmat. Upacara bendera di bawah air itu dipimpin Muliari yang dipercayakan bertindak sebagai inspektur upacara. Tinag bendera ditancapkan di kedalaman 8 meter. Sedangkan para peserta berada di kedalaman 10 meter.

Senin, 20 April 2009

Penyandang Cacat Juga Bisa Nyelam


Sanur – Keterbatasan fisik kini tidak menghalangi para penyandang cacat untuk menikmati keindahan dunia bawah air. Di Bali, upaya agar para penyandang cacat fisik dapat menikmati dunia bawah air telah dilakukan. Adalah Bali International Diving Professionals (BIDP) sebuah operator wisata selam yang mempeloporinya sejak setahun silam.
Program khusus bagi para penyandang cacat fisik ini, dimulai dari pengenalan alat hingga cara menggunakannya. Untuk program ini, tidak bisa sembarangan dilakukan, bahkan instrukturnya pun harus memiliki sertifikasi internasional yang dikeluarkan oleh International Association for Handicapped Divers (IAHD), sebuah perkumpulan internasional bagi para penyelam penyandang cacat fisik.

Minggu, 12 April 2009

Oceanografer Prancis merasakan Kebesaran Allah saat Menyelam

Jika anda penggemar acara televisi ‘Discovery’ pasti kenal Mr. Jacques Yves Costeau, seorang oceanografer (ahli oceanografi) dan ahli selam terkemuka dari Prancis. Sepanjang hidupnya orang tua ini menyelami berbagai samudra disegala sisi dunia dan membuat film dokumenter tentang keindahan alam bawah laut untuk ditonton jutaan pemirsa di seluruh dunia.
Pada suatu hari, ketika sedang melakukan eksplorasi bawah laut, tiba-tiba ia menemukan beberapa kumpulan mata air tawar-segar yang sangat sedap rasanya karena tidak tercampur / tidak melebur dengan air laut yang asin disekelilingnya, seolah-olah ada dinding atau membrane yang membatasi keduanya. Fenomena ganjil itu membuat penasaran Mr. Costeau dan mendorongnya untuk mencari tahu penyebab terpisahnya air tawar dari air asin ditengah-tengah lautan. Ia mulai berfikir, jangan-jangan itu hanya halunisasi atau khayalan sewaktu menyelam. Waktu pun terus berlalu setelah kejadian tersebut, namun ia tak kunjung mendapatkan jawaban yang memuaskan tentang fenomena ganjil tersebut.
Sampai pada suatu hari, ia bertemu dengan seorang profesor muslim, kemudian ia pun menceritakan fenomena ganjil tersebut. Profesor itu teringat pada ayat Al Qur’an tentang bertemunya dua lautan (surat Ar Rahman ayat 19-20) yang sering diidentikkan dengan terusan suez. Ayat itu berbunyi “Marajal Bahraini yaltaqiyan, bainahuma barzakhun laa yabghiyaan….” Artinya “Dia biarkan dua lautan bertemu, diantara keduanya ada batas yang tidak bisa ditembus”. Kemudian dibacakan surat Al Furqon ayat 53 “Dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan); yang ini tawar lagi segar dan yang satu lagi asin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi”
Terpesonalah Mr. Costeau mendengar ayat Al Qur’an itu, melebihi kekagumannya melihat keajaiban pemandangan yang pernah dilihatnya dilautan yang dalam. Al Qur’an ini mustahil disusun oleh Muhammad yang hidup diabad ketujuh, suatu zaman saat belum ada peralatan selam yang canggih untuk mencapai lokasi yang jauh terpencil dikedalaman samudera.
Benar-benar suatu mukjizat, berita tentang fenomena ganjil 14 abad yang silam akhirnya terbukti pada abad 20. Mr. Costeau pun berkata bahwa Al Qur’an memang sungguh-sungguh kitab suci yang berisi firman Allah, yang seluruh kandungannya mutlak benar. Dengan seketika ia pun memeluk Islam. Allahu Akbar……….!!! Oceanografer handal tersebut mendapat hidayah melalui fenomena teknologi kelautan. Maha benar Allah pencipta setiap fenomena alam.
Percikan Iman, No.4 Th.II April 2001