Kamis, 28 Juni 2012

World Oceans Day : "Workshop Potensi Ekosistem Terumbu Karang dan Transplantasi Karang", Aceh Besar


Ocean Diving Club (ODC) Unsyiah bekerja sama dengan Dinas Kelautan Dan Perikanan Aceh Besar melakukan kegiatan serta Pengobatan Gratis yang di fasilitasi sepenuhnya oleh Rumah Zakat di desa Lamreh, Kecamatan Mesjid Raya, Krueng Raya, Kabupaten Aceh Besar. Dalam rangka menyambut Hari Kelautan Sedunia. Kegiatan yang juga di dukung oleh KuALA (Koalisi Untuk Advokasi Laut Aceh) dan Rumah Zakat ini di laksanakan sebagai bentuk ungkapan kepedulian nyata mahasiswa Jurusan Ilmu Kelautan Universitas Syiah Kuala ini karena daerah ini merupakan lokasi penelitian permanen yang sering di lakukan oleh Ocean Diving Club(ODC) Unsyiah ini.
Foto bersama Pemateri, Peserta Seminar dan Kepala Dinas DKP Aceh Besar

Kegiatan ini merupakan hasil gagasan dari anggota Ocean Diving Club sendiri yang sering melakukan penelitian di daerah tersebut. Kegiatan ini bertujuan agar dapat menyampaikan hasil penelitian yang selama ini dilakukan oleh Ocean Diving Club Unsyiah kepada masyarakat Krueng Raya, khususnya desa Lamreh. Pihak yang menjadi peserta dalam kegiatan ini adalah masyarakat desa Lamreh yang berasal dari kalangan nelayan, pelajar, mahasisiwa, dan tokoh adat serta masyarakat gampong. Kegiatan ini juga bersamaan dengan pengobatan gratis berpusat di mesjid Lamreh yang di fasilitasi sepenuhnya oleh Lembaga Rumah Zakat.

Hari pertama:
Kegiatan yang terdiri dari Workshop dan Transplantasi karang berturut-turut ini didukung penuh oleh pihak Dinas Kelautan dan Perikanan Aceh Besar. Workshop potensi ekosistem terumbu karang ini dilakukan pada tanggal 23 Juni 2012 yang bertempat di aula SD Lamreh. Seminar ini sendiri dihadiri dan dibuka oleh Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Aceh Besar, Ir. M. Adil, M. Si. Dalam pembukaannya beliau menyampaikan bahwa kegiatan seperti ini penting dilakukan mengingat banyaknya potensi perikanan dan terumbu karang yang terdapat di daerah Krueng Raya sehingga perlu adanya monitoring dan kerjasama antara pihak masyarakat, akademisi dan pemerintah, dengan demikian sumberdaya yang dimiliki dapat dimanfaatkan secara arif dan tidak merusak sehingga potensi tetap terjaga dan berkelanjutan. Ferdiansyah sendiri sebagai ketua Ocean Diving Club menyampaikan ucapan terimakasihnya kepada semua pihak yang terlibat. Menurutnya kegiatan ini dianggap sangatlah penting melihat potensi yang ada di daerah tersebut dan Ocean Diving Club sendiri yang telah lama terlibat melakukan banyak kegiatan didaerah tersebut, jadi kegiatan seperti ini diharapkan tidak hanya sebatas pada hari tersebut, namun pada waktu lain kedepannya. Kegiatan seminar juga mendatangkan pemateri dari pihak Ocean Diving Club yakni Samsul Bahri, dari pihak akademisi yang merupakan dosen FMIPA Biologi Dr. Edi Rudi, dan juga dari Lembaga Rumah Zakat yakni Arif fadhillah S. Kel.


Dalam pemnyampaiannya, Samsul Bahri selaku ketua panitia dan juga Pemateri dari Ocean Diving Club meyampaikan hasil dari pengamatan yang dilakukan oleh Ocean Diving Club selama tiga tahun terkahir, yakni 2009, 2010, dan 2011. Dalam penyampaiannya Ocean Diving Club sendiri memberikan presentasi hasil pengamatan mereka kepada masyarakat berdasarkan data dan gambar yang mereka kumpulkan, selain itu Ocean Diving Club juga memberikan materi dasar tentang pengertian dan fungsi ekosistem terumbu karang kepada masyarakat, dengan harapan agar masyarakat lebih memahami akan pentingnya ekosistem yang tumbuh di sekitar mereka itu. terlihat antusias peserta yang hadir dengan munculnya beberapa pertanyaan dan gagasan dari pihak peserta maupun pihak dinas terkait setempat yang hadir pada acara tersebut.

Dr. Edi Rudi selaku pihak akademisi meyampaikan bahwa perlindungan daerah laut sangatlah penting, terutama pada daerah yang memiliki nilai potensial tinggi, karena selain meningkatkan biodiversitas ekosistem, juga dapat meningkatkan kemakmuran masyarakat dan nilai estetika yang diarahkan kepada objek wisata dan aktifitas penangkapan yang memerhatikan lingkungannya.

Lembaga Rumah zakat melalui Arif Fadhillah S. Kel dalam materinya menyampaikan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan terutama pada lingkungan pesisir yang akan berdampak terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat itu sendiri. Masyarakat yang sehat tidak hanya peduli pada dirinya, namun juga pada lingkungan tempat tinggalnya.


Hari Kedua:
Kegiatan transplantasi sendiri berlangsung pada hari kedua, yakni minggu 24 Juni 2012. Tidak hanya itu, aksi peduli juga dilakukan dalam bentuk kegiatan bersih pantai oleh anggota Ocean Diving Club Unsyiah dengan jajaran pihak masyarakat setempat. Kegiatan ini berlangsung di Pantai wisata Lhok Mee, Lamreh, Kecamatan Mesjid Raya, Krueng Raya, Aceh Besar dan dihadiri oleh Kadis Dinas Kelautan Dan Perikanan Aceh Besar Ir. M. Adil, Perangkat gampong  serta pihak TNI AL dan Kepolisian Laut. Kegiatan ini adalah suatu aksi peduli terhadap kondisi karang saat ini di Krueng Raya, pasca tsunami 2004 silam dan pemutihan karang di akhir 2010, menyebabkan ribuan hektar lahan tempat tumbuhnya karang ini mati sehingga keindahan yang dulunya dapat di nikmati saat ini hanya dapat di kenang. Selain itu juga di karenakan keinginan Ocean Diving Club Unsyiah untuk merehabilitasi terumbu karang yang sudah banyak rusak, Atas hal itulah Ocean Diving Club Unsyiah berinisiatif melakukan pencangkokan karang di daerah tersebut dengan menggunakan media Pipa Paralon berjumlah 9 buah pada dua kedalaman yang berbeda, yakni kedalaman dangkal 4-6 meter dan dalam 8-10 meter.


Kegiatan Pembersihan Pantai, Pantai Lhok Mee, pasir putih Lamreah

Sampah yang telah dikumpulkan dari Aksi Pembersihan Pantai 


Pemasangan Fragmen Karang pada media Transplantasi

Kegiatan yang melibatkan Panglima Laot Lhok Krueng Raya, Bapak Zakaria menyampaikan bahwa kematian karang yang terjadi di krueng raya ini sangatlah cepat, banyak perubahan ekonomi yang terjadi dikarenakan kondisi terumbu karang di krueng raya saat ini. Aktifitas masyarakat yang dulunya tentram kini mereka harus berusaha lebih giat untuk menafkahi keluarga masing-masing. Sangat di sayangkan juga karena hal itu menyebabkan banyak nelayan kecil yang harus melaut lebih jauh untuk mendapatkan ikan dikarenakan lokasi penangkapan ikan karang tempat mereka mencari nafkah telah rusak.
Foto Fragment dan  Media Transplantasi


Kelancaran kegiatan ini tentunya tidak terlepas dari dukungan masyarakat desa Lamreh, terutama perangkat desa dan pemuda gampong yang telah banyak membantu untuk menyediakan tempat dan berpartisipasi hingga kegiatan selesai. Diharapkan kegiatan seperti ini tidak hanya sampai disini, namun dapat dilaksanakan secara berkelanjutan dan membangun hingga dapat membentuk budaya masyarakat pesisir yang peduli lingkungan.


Save Our Coral...!

0 komentar:

Posting Komentar