Bulu Babi (Diadema) merupakan hewan asosiasi terumbu karang yang sangat unik dan berbahaya, hal ini karena bentuk tubuhnya yang berduri runcing serta berbisa, walaupun tidak mematikan, bisa yang dihasilkan diadema cukup untuk membuat kita meringis seharian. secara tradisional, para nelayan yang tertusuk duri diadema menanganinya dengan disirami air seni karena mengandung amonia. namun sesuai dengan perkataan alquran, tidak ada ciptaanNYA yang tidak berguna di bumi ini, belakangan ini salah satu jenis diadema sudah banyak dibudidayakan di Amerika. untuk mengetahui secara mendalam mengenai diadema, baca selanjutnya di artikel ini..!!
Senin, 03 Desember 2012
Senin, 22 Oktober 2012
ODC memperingati Reef Check Day 2012
ODC (Ocean Diving Club) kembali berpartisipasi dalam memperingati Reef Check Day yang dilakukan pada tanggal 20-21 Oktober 2012 yang momentumnya jatuh pada tanggal 22 Oktober 2012. Hari yang memperingati kondisi karang sedunia ini di sambut beberapa kalangan dengan melakukan kegiatan peduli lingkungan pesisir seperti survey kondisi terumbu karang, penanaman pohon, dan banyak hal positif lainnya yang dilakukan guna menyambut hari karang sedunia ini. Kegiatan Reefcheck tahun ini begitu istimewa mengingat acara tersebut dihadiri oleh Bupati Aceh Besar dan Kepala dinas Kelautan dan Perikanan Aceh Besar, serta pelepasan relawan ODC yang melakukan Reefcheck dilakukan langsung oleh Bapak Bupati Aceh Besar.
Seperti yang kita ketahui bahwa Reef Check Day sendiri merupakan suatu aksi peduli terhadap terumbu karang. Pelaksanaan Reef Check Day serentak dilakukan oleh Jaringan Kerja Reefcheck Indonesia di seluruh Indonesia. Metode pemantauan yang di pakai adalah metode Reefcheck yaitu suatu metode yang digunakan untuk melihat kondisi Terumbu karang di suatu daerah. Pemantauan yang dilakukan berbeda dengan yang lainnya, Reefcheck didesain sangat mudah dilaksanakan yang tujuannya semua orang awam dapat berperan langsung dalam pemantauan dan penyelamatan terumbu karang. Pemantauan tersebut dilaksanakan dengan mendata Indikator kesehatan maupun kerusakan terumbu karang.
Mengingat begitu pentingnya ekosistem terumbu karang bagi kesejahteraan masyarakat di Krueng Raya dan Ujong Pancu. Oleh karena itu, Kami yang tergabung didalam sebuah organisasi kemahasiswaan yaitu ODC (Ocean Diving Club) yang juga termasuk kedalam JKRI (Jaringan Kerja Reefcheck Indonesia) berinisiatif untuk melakukan pengambilan data ekosistem terumbu karang dengan metode Reefcheck pada daerah tersebut. Krueng Raya (Benteng Inong Balee, Ujong Aramanyang dan Lhok Me) merupakan lokasi yang telah menjadi lokasi tetap pemantauan terumbu karang oleh Ocean Diving Club, sedangkan Ujong Pancu (Pulau Tuan, Lhok Mata ie dan Lhok Ketapang) site tersebut merupakan tempat monitoring yang berkelanjutan, demi pengelolaan ekosistem terumbu karang yang lebih mensejahterakan masyarakat dan ramah lingkungan. Dipilihnya dua lokasi tersebut dikarenakan daerah-daerah tersebut adalah lokasi hotspot ekosistem terumbu karang yang layak direkomendasikan sebagai daerah konservasi terumbu karang, hal ini penting karena melihat telah berkurangnya luasan produktif ekosistem terumbu karang pasca bleaching di perairan utara Aceh.
Odc sendiri telah memasuki tahun ke-4 dalam berpartisipasi pada kegiatan pedataan terumbu karang berbasis reefcheck ini. Data-data yang diperoleh tiap tahunnya menjadi data biodiversitas tahunan ODC pada site-site yang telah ditetapkan sebagai site permanen Reefcheck. Reefcheck yang dilakukan ODC kali ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya melihat fokus kegiatan reefcheck yang berbasis masyarakat, maka pada tahun ini ODC melibatkan masyarakat yang memiliki sertifikat selam dan pengetahuan dasar pengambilan data terumbu karang yang menggunakan metode reefcheck untuk ikut berpartisipasi dalam pengambilan data reefcheck 2012 di perairan Utara Aceh. Disamping itu ODC juga memberi pelatihan metode reefcheck kepada masyarakat Krueng Raya untuk memberi pemahaman tentang ekosistem terumbu, pelatihan ini langsung dilakukan di Lhok Me yang merupakan salah satu tempat wisata pantai di Aceh Besar.
Kegiatan reefcheck yang melibatkan masyarakat ini bukan pertama kalinya dilakukan oleh ODC, pada tahun 2011 kegiatan Reefcheck yang melibatkan masyarakat juga dilakukan. Berlangsungnya kegiatan ini yakni untuk sama-sama melakukan pendataan terumbu karang kita yang merupakan warisan alam untuk kita yang harus kita jaga untuk generasi selanjutnya, oleh karena itu marilah sama-sama kita dukung kegiatan pendataan terumbu karang sedunia ini dengan menjaga dan melestarikan terumbu karang aceh kini dan masa depan.
Seperti yang kita ketahui bahwa Reef Check Day sendiri merupakan suatu aksi peduli terhadap terumbu karang. Pelaksanaan Reef Check Day serentak dilakukan oleh Jaringan Kerja Reefcheck Indonesia di seluruh Indonesia. Metode pemantauan yang di pakai adalah metode Reefcheck yaitu suatu metode yang digunakan untuk melihat kondisi Terumbu karang di suatu daerah. Pemantauan yang dilakukan berbeda dengan yang lainnya, Reefcheck didesain sangat mudah dilaksanakan yang tujuannya semua orang awam dapat berperan langsung dalam pemantauan dan penyelamatan terumbu karang. Pemantauan tersebut dilaksanakan dengan mendata Indikator kesehatan maupun kerusakan terumbu karang.
Mengingat begitu pentingnya ekosistem terumbu karang bagi kesejahteraan masyarakat di Krueng Raya dan Ujong Pancu. Oleh karena itu, Kami yang tergabung didalam sebuah organisasi kemahasiswaan yaitu ODC (Ocean Diving Club) yang juga termasuk kedalam JKRI (Jaringan Kerja Reefcheck Indonesia) berinisiatif untuk melakukan pengambilan data ekosistem terumbu karang dengan metode Reefcheck pada daerah tersebut. Krueng Raya (Benteng Inong Balee, Ujong Aramanyang dan Lhok Me) merupakan lokasi yang telah menjadi lokasi tetap pemantauan terumbu karang oleh Ocean Diving Club, sedangkan Ujong Pancu (Pulau Tuan, Lhok Mata ie dan Lhok Ketapang) site tersebut merupakan tempat monitoring yang berkelanjutan, demi pengelolaan ekosistem terumbu karang yang lebih mensejahterakan masyarakat dan ramah lingkungan. Dipilihnya dua lokasi tersebut dikarenakan daerah-daerah tersebut adalah lokasi hotspot ekosistem terumbu karang yang layak direkomendasikan sebagai daerah konservasi terumbu karang, hal ini penting karena melihat telah berkurangnya luasan produktif ekosistem terumbu karang pasca bleaching di perairan utara Aceh.
Odc sendiri telah memasuki tahun ke-4 dalam berpartisipasi pada kegiatan pedataan terumbu karang berbasis reefcheck ini. Data-data yang diperoleh tiap tahunnya menjadi data biodiversitas tahunan ODC pada site-site yang telah ditetapkan sebagai site permanen Reefcheck. Reefcheck yang dilakukan ODC kali ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya melihat fokus kegiatan reefcheck yang berbasis masyarakat, maka pada tahun ini ODC melibatkan masyarakat yang memiliki sertifikat selam dan pengetahuan dasar pengambilan data terumbu karang yang menggunakan metode reefcheck untuk ikut berpartisipasi dalam pengambilan data reefcheck 2012 di perairan Utara Aceh. Disamping itu ODC juga memberi pelatihan metode reefcheck kepada masyarakat Krueng Raya untuk memberi pemahaman tentang ekosistem terumbu, pelatihan ini langsung dilakukan di Lhok Me yang merupakan salah satu tempat wisata pantai di Aceh Besar.
Kegiatan reefcheck yang melibatkan masyarakat ini bukan pertama kalinya dilakukan oleh ODC, pada tahun 2011 kegiatan Reefcheck yang melibatkan masyarakat juga dilakukan. Berlangsungnya kegiatan ini yakni untuk sama-sama melakukan pendataan terumbu karang kita yang merupakan warisan alam untuk kita yang harus kita jaga untuk generasi selanjutnya, oleh karena itu marilah sama-sama kita dukung kegiatan pendataan terumbu karang sedunia ini dengan menjaga dan melestarikan terumbu karang aceh kini dan masa depan.
Senin, 03 September 2012
OPEN REKRUTMEN ODC DIBUKA
Assamualaikum wr.wb.
Salam ODC.
Salam ODC.
Kabar gembira untuk mahasiswa/i Koordinatorat Kelautan dan Perikanan Unsyiah, untuk angkatan 2010 dan 2011. ODC membuka penerimaan anggota baru diklat VI. Pendaftaran dibuka mulai tanggal 05 s/d 14 September 2012.
Syarat administrasi yang harus dilengkapi :
1. Mengisi Formulir Pendaftaran
2. Mengisi Surat Izin Orang Tua/Wali
3. Membawa surat sehat THT dari Dokter
Untuk formulir dan surat izin orang tua/wali dapat di ambil di sekret ODC pada jam kerja 09:00 s/d 16:00 mulai tgl 05 september 2012
pengembalian formulir paling lambat tgl 14 September 2012 di sekret ODC Usnyiah.
Info Lebih lanjut dapat langsung datang ke sekretariat odc di lab.jurusan ilmu kelautan unsyiah, samping RKU 4. atau contac person : Ouwen ( 082369292525 ), Pawit ( 085395919239 ).
Album Diklat I sampai dengan Diklat V dapat anda lihat di facabook Odc-Unsyiah. atau klik album foto di bawah ini.
Album Foto Diklat I
Album Foto Diklat I
And Next Album Foto Diklat IV. Siapakah MEREKA....????
Demikian, informasi Open rekrutmen ini kami sampaikan kepada kawan-kawan Koordinatorat Kelautan dan Perikanan Usnyiah.
TTD
Divisi Diklat ODC
Salam ODC
Wassalam
Rabu, 29 Agustus 2012
OPEN REKRUTMEN DIKLAT VI
Salam ODC
Ocean Diving Club (ODC) Unsyiah yang bernaung di bawah Koordinatorat Kelautan dan Perikanan (KKP) Unsyiah akan membuka penerimaan anggota baru ODC. Pendaftaran akan dibuka pada bulan september 2012 ini. penerimaan ini khusus untuk mahasiswa/mahasiswi KKP unsyiah yang dibuka untuk angkatan 2010 dan 2011.
Persyartan administrasi yang harus dilengkapi berupa :
1. Pengisian formulir pendafaran.
2. Surat Izin dari orang tua
3. Surat pernyataan sehat THT dari dokter.
Untuk formulir dan surat surat izin orang tua dapat di ambil pada saat pendaftaran dibuka, sedangkan untuk surat THT anda harus langsung ke dokter THT dan wajib dinyatakan sehat, atau tidak ada gangguan pada Telinga, Hidung, dan Tenggorakan.
Info lebih lanjut dapat diperoleh di sekretariat odc, samping gedung RKU 4, gedung biru lab.jurusan ilmu kelautan unsyiah.
Salam ODC
wassalam.
TTD
DIVISI DIKLAT ODC
Kamis, 28 Juni 2012
World Oceans Day : "Workshop Potensi Ekosistem Terumbu Karang dan Transplantasi Karang", Aceh Besar
Ocean Diving Club (ODC) Unsyiah
bekerja sama dengan Dinas Kelautan Dan Perikanan Aceh Besar melakukan kegiatan serta
Pengobatan Gratis yang di fasilitasi sepenuhnya oleh Rumah Zakat di desa
Lamreh, Kecamatan Mesjid Raya, Krueng Raya, Kabupaten Aceh Besar. Dalam rangka
menyambut Hari Kelautan Sedunia. Kegiatan yang juga di dukung oleh KuALA
(Koalisi Untuk Advokasi Laut Aceh) dan Rumah Zakat ini di laksanakan sebagai
bentuk ungkapan kepedulian nyata mahasiswa Jurusan Ilmu Kelautan Universitas
Syiah Kuala ini karena daerah ini merupakan lokasi penelitian permanen yang sering
di lakukan oleh Ocean Diving Club(ODC) Unsyiah ini.
Foto bersama Pemateri, Peserta Seminar dan Kepala Dinas DKP Aceh Besar
Kegiatan ini merupakan hasil
gagasan dari anggota Ocean Diving Club sendiri yang sering melakukan penelitian
di daerah tersebut. Kegiatan ini bertujuan agar dapat menyampaikan hasil
penelitian yang selama ini dilakukan oleh Ocean Diving Club Unsyiah kepada
masyarakat Krueng Raya, khususnya desa Lamreh. Pihak yang menjadi peserta dalam
kegiatan ini adalah masyarakat desa Lamreh yang berasal dari kalangan nelayan,
pelajar, mahasisiwa, dan tokoh adat serta masyarakat gampong. Kegiatan ini juga
bersamaan dengan pengobatan gratis berpusat di mesjid Lamreh yang di fasilitasi
sepenuhnya oleh Lembaga Rumah Zakat.
Hari pertama:
Kegiatan yang terdiri dari
Workshop dan Transplantasi karang berturut-turut ini didukung penuh oleh pihak Dinas Kelautan dan Perikanan Aceh Besar. Workshop potensi ekosistem terumbu
karang ini dilakukan pada tanggal 23 Juni 2012 yang bertempat di aula SD
Lamreh. Seminar ini sendiri dihadiri dan dibuka oleh Kepala Dinas Kelautan
dan Perikanan Aceh Besar, Ir. M. Adil, M. Si. Dalam pembukaannya beliau menyampaikan bahwa
kegiatan seperti ini penting dilakukan mengingat banyaknya potensi perikanan
dan terumbu karang yang terdapat di daerah Krueng Raya sehingga perlu adanya
monitoring dan kerjasama antara pihak masyarakat, akademisi dan pemerintah, dengan
demikian sumberdaya yang dimiliki dapat dimanfaatkan secara arif dan tidak
merusak sehingga potensi tetap terjaga dan berkelanjutan. Ferdiansyah sendiri sebagai ketua Ocean Diving Club menyampaikan ucapan terimakasihnya kepada semua
pihak yang terlibat. Menurutnya kegiatan ini dianggap sangatlah penting melihat
potensi yang ada di daerah tersebut dan Ocean Diving Club sendiri yang telah lama
terlibat melakukan banyak kegiatan didaerah tersebut, jadi kegiatan seperti ini
diharapkan tidak hanya sebatas pada hari tersebut, namun pada waktu lain
kedepannya. Kegiatan
seminar juga mendatangkan pemateri dari pihak Ocean Diving Club yakni Samsul
Bahri, dari pihak akademisi yang merupakan dosen FMIPA Biologi Dr. Edi Rudi,
dan juga dari Lembaga Rumah Zakat yakni Arif fadhillah S. Kel.
Dalam pemnyampaiannya, Samsul
Bahri selaku ketua panitia dan juga Pemateri dari Ocean Diving Club meyampaikan
hasil dari pengamatan yang dilakukan oleh Ocean Diving Club selama tiga tahun
terkahir, yakni 2009, 2010, dan 2011. Dalam penyampaiannya Ocean Diving Club sendiri
memberikan presentasi hasil pengamatan mereka kepada masyarakat berdasarkan
data dan gambar yang mereka kumpulkan, selain itu Ocean Diving Club juga
memberikan materi dasar tentang pengertian dan fungsi ekosistem terumbu karang
kepada masyarakat, dengan harapan agar masyarakat lebih memahami akan
pentingnya ekosistem yang tumbuh di sekitar mereka itu. terlihat antusias
peserta yang hadir dengan munculnya beberapa pertanyaan dan gagasan dari pihak
peserta maupun pihak dinas terkait setempat yang hadir pada acara tersebut.
Dr. Edi Rudi selaku pihak
akademisi meyampaikan bahwa perlindungan daerah laut sangatlah penting,
terutama pada daerah yang memiliki nilai potensial tinggi, karena selain
meningkatkan biodiversitas ekosistem, juga dapat meningkatkan kemakmuran
masyarakat dan nilai estetika yang diarahkan kepada objek wisata dan aktifitas
penangkapan yang memerhatikan lingkungannya.
Lembaga Rumah zakat melalui Arif
Fadhillah S. Kel dalam materinya menyampaikan pentingnya menjaga kebersihan
lingkungan terutama pada lingkungan pesisir yang akan berdampak terhadap
lingkungan dan kesehatan masyarakat itu sendiri. Masyarakat yang sehat tidak
hanya peduli pada dirinya, namun juga pada lingkungan tempat tinggalnya.
Hari Kedua:
Kegiatan transplantasi sendiri
berlangsung pada hari kedua, yakni minggu 24 Juni 2012. Tidak hanya itu, aksi
peduli juga dilakukan dalam bentuk kegiatan bersih pantai oleh anggota Ocean
Diving Club Unsyiah dengan jajaran pihak masyarakat setempat. Kegiatan ini berlangsung di
Pantai wisata Lhok Mee, Lamreh, Kecamatan Mesjid Raya, Krueng Raya, Aceh Besar dan dihadiri oleh Kadis Dinas Kelautan Dan Perikanan Aceh Besar Ir. M.
Adil, Perangkat gampong serta pihak TNI AL dan Kepolisian Laut. Kegiatan ini
adalah suatu aksi peduli terhadap kondisi karang saat ini di Krueng Raya, pasca
tsunami 2004 silam dan pemutihan karang di akhir 2010, menyebabkan ribuan
hektar lahan tempat tumbuhnya karang ini mati sehingga keindahan yang dulunya
dapat di nikmati saat ini hanya dapat di kenang. Selain itu juga di karenakan
keinginan Ocean Diving Club Unsyiah untuk merehabilitasi terumbu karang yang sudah
banyak rusak, Atas hal itulah Ocean Diving Club Unsyiah berinisiatif melakukan
pencangkokan karang di daerah tersebut dengan menggunakan media Pipa Paralon
berjumlah 9 buah pada dua kedalaman yang berbeda, yakni kedalaman dangkal 4-6
meter dan dalam 8-10 meter.
Kegiatan Pembersihan Pantai, Pantai Lhok Mee, pasir putih Lamreah
Sampah yang telah dikumpulkan dari Aksi Pembersihan Pantai
Pemasangan Fragmen Karang pada media Transplantasi
Kegiatan yang melibatkan Panglima
Laot Lhok Krueng Raya, Bapak Zakaria menyampaikan bahwa kematian karang yang
terjadi di krueng raya ini sangatlah cepat, banyak perubahan ekonomi yang
terjadi dikarenakan kondisi terumbu karang di krueng raya saat ini. Aktifitas
masyarakat yang dulunya tentram kini mereka harus berusaha lebih giat untuk
menafkahi keluarga masing-masing. Sangat di sayangkan juga karena hal itu
menyebabkan banyak nelayan kecil yang harus melaut lebih jauh untuk mendapatkan
ikan dikarenakan lokasi penangkapan ikan karang tempat mereka mencari nafkah
telah rusak.
Foto Fragment dan Media Transplantasi
Kelancaran kegiatan ini tentunya
tidak terlepas dari dukungan masyarakat desa Lamreh, terutama perangkat desa
dan pemuda gampong yang telah banyak membantu untuk menyediakan tempat dan
berpartisipasi hingga kegiatan selesai. Diharapkan kegiatan seperti ini tidak
hanya sampai disini, namun dapat dilaksanakan secara berkelanjutan dan membangun
hingga dapat membentuk budaya masyarakat pesisir yang peduli lingkungan.
Save Our Coral...!
Kamis, 21 Juni 2012
World Oceans Day : Aksi Nyata ODC Unsyiah untuk Laut Aceh Besar
Sadar akan pentingnya ekosistem terumbu karang bagi kehidupan laut khususnya bagi masyarakat pesisir, ODC Unsyiah melakukan Seminar Potensi Ekosistem Terumbu Karang dan Transplantasi Terumbu Karang di Perairan
Krueng Raya Aceh Besar. kegiatan tersebut nantinya akan dilaksanakan pada tanggal 23-24 Juni 2012 dan akan dihadiri Oleh masyarakat setempat dan beberapa perangkat serta petinggi Desa Lamreh, Krueng Raya Aceh Besar. Acara tersebut juga merupakan rangkaian kegiatan dari berbagai aksi dunia lainnya dalam rangka World Oceans Day (WOD) atau Hari Laut Sedunia
World Oceans Day (WOD) atau Hari Laut Sedunia, secara resmi dirayakan setiap tanggal 8 Juni setiap tahunnya. Ide awalnya diajukan oleh pemerintah Kanada pada KTT Bumi di Rio de Janeiro, Brasil tahun 1992 dan secara resmi diakui oleh PBB pada tahun 2008. Sejak itu kegiatan ini dikoordinasikan secara internasional oleh “The Ocean Project” dan “The World Ocean Network” dengan target yang lebih besar dan tingkat partisipasi masyarakat global yang terus meningkat setiap tahunnya di berbagai tempat di dunia. Peringatan World Oceans Day diperingati setiap tahunnya oleh masyarakat Internasional melalui akasi-aksi kampanye penyelamatan ekosistem pesisir dan laut. Tema World Oceans Day 2012 secara global adalah “Youth: The Next Wave for Change “ atau ”Generasi Muda: Pembawa Gelombang Perubahan Masa Depan”
Kegiatan yang akan diadakan di lokasi Kabupaten Aceh Besar ini mendapatkan respon positif dan dukungan penuh dari Dinas Kelautan dan Perikanan Aceh Besar. Hal ini dikarenakan tidak terlepasnya peran penting Jaringan KuALA yang telah melakukan pendekatan serta dukungan kepada DKP Aceh Besar dalam melakukan pegembangan, pemanfaatan serta perlindungan pesisir Aceh Besar. Sehingga dari pihak DKP Aceh Besar memberikan peluang dan celah bagi generasi muda (ODC Unsyiah) untuk melakukan sedikit aksi namun memberikan dampak besar bagi kelestarian Laut dan Pesisir Aceh. Selain itu kegiatan ini sesuai dengan rencana kerja DKP Aceh Besar pada tahun 2012, khususnya di bagian Peningkatan Sumber Daya Manusia masyarakat pesisir dan Konservasi Sumber Daya Kelautan serta prioritas kerja DKP Aceh Besar dalam hal Kawasan Konservasi Laut Daerah (KKLD) di Aceh Besar yang telah dicadangkan sebanyak 17 Kawasan Konservasi laut Daerah (KKLD) di Aceh Besar dengan keluarnya SK Bupati Aceh Besar No. 190 Tahun 2011, dimana site Lhok Krueng Raya menjadi salah satu prioritas di Aceh Besar.
Samsul Bahri dari ODC- Koordinatorat Kelautan dan Perikanan
Unsyiah, selaku Ketua Panitia Perayaan Hari Laut Sedunia di Aceh Besar
menyatakan, adapun kegiatan yang dilaksanakan di Aceh Besar yaitu Seminar
Potensi Ekosistem Terumbu Karang di Perairan Krueng Raya Aceh Besar pada
tanggal 23 juni 2012 yang melibatkan 30 orang peserta dari unsur Panglima Laot
Lhok Krueng Raya, Perangkat Gampong di pesisir Lhok Krueng Raya dan perwakilan
nelayan Lhok Krueng Raya. Kegiatan Seminar ini nantinya akan diisi oleh pemateri dan narasumber dari berbagai kalangan intelektual dan akademisi yang Sedangkan pada hari kedua tanggal 24 Juni 2012,
dilanjutkan dengan transplantasi terumbu karang di perairan pantai wisata Lhok
Me, Lhok Krueng Raya-Aceh Besar yang juga melibatkan unsur Panglima Laot Lhok
Krueng Raya, Kelompok Sadar Wisata Pantai Lhok Me Lhok Krueng Raya, perwakilan
masyarakat di sekitar pantai Lhok Me Krueng Raya dan didampingi oleh seluruh
anggota ODC- Koordinatorat Kelautan dan Perikanan Unsyiah.
Ferdiansyah selaku Ketua ODC- Koordinatorat Kelautan dan Perikanan Unsyiah menambahkan,
kegiatan ini sebenarnya dilatar belakangi oleh kegiatan mahasiswa Kelautan
Unsyiah khususnya ODC- Koordinatorat
Kelautan dan Perikanan Unsyiah yang selama 3 tahun terakhir ini yang sering
melakukan pemantauan ekosistem terumbu karang di Perairan Krueng Raya, tepatnya
di site Amat Ramanyang, Perairan Lhok Me dan Perairan Benteng Inoeng Balee Krueng Raya. Oleh karena iyu, tepat pada
Perayaan hari Laut Sedunia Tahun ini, kami dari ODC Unsyiah ingin mempersentasikan kepada masyarakat Lhok Krueng Raya apa
saja potensi yang ada di sekitar perairan pesisir tersebut.
Rabu, 20 Juni 2012
KORAL 2012
"KORAL" atau "Kemah Riset Laboratorium Alam" merupakan salah satu program tahunan ODC yang dilaksanakan setahun sekali. Kegiatan KORAL ini bertujuan untuk menambah kemampuan kapasitas Scientific para Anggota ODC Unsyiah, terutama kepada Anggota ODC yang baru saja lulus Sertifikasi Selam. "Belajar dari Alam" merupakan tema kegiatan kali ini. Bermalam dan
Dengan ada kegiatan ini diharapkan Anggota ODC Angkatan baru dapat melakukan pengambilan data Monitoring Ekosistem Karang dengan segala metodenya.
Dengan ada kegiatan ini diharapkan Anggota ODC Angkatan baru dapat melakukan pengambilan data Monitoring Ekosistem Karang dengan segala metodenya.
Rabu, 23 Mei 2012
METODE TRANSPLANTASI TERUMBU KARANG
Terumbu karang merupakan komunitas unik
diantara komunitas laut lainnya dan terbentuk dari aktivitas biologi. Terumbu
karang merupakan ekosistem khas perairan tropik, dan merupakan habitat berbagai
biota laut untuk tumbuh dan berkembang biak dalam kehidupan yang seimbang.
SIfat yang menonjol dari terumbu karang adalah produktifitas dan
keanekaragamannya yang tinggi, jumlah spesies yang banyak, serta bentuk
morphologi yang sangat bervariasi dan biomassa yang besar.
Luas
terumbu karang yang terdapat di perairan Indonesia mencapai lebih dari 60.000
km2 yang tersebar di perairan kawasan barat hingga timur Indonesia
(Walters, 1994 dan Suharsono, 1998). Namun, saat ini terumbu karang secara
terus menerus mendapat tekanan berat akibat berbagai aktivitas manusia baik di
darat maupun di laut. Cara-cara penangkapan yang menggunakan bahan peledak,
bahan kimia beracun masih banyak dijumpai di beberapa daerah. Disamping itu
pengambilan terumbu karang untuk bahan bangunan terus meningkat, sejalan dengan
meningkatnya laju pembangunan. Begitu pula halnya dengan pembangunan industri
dan limbah rumah tangga serta pencemaran minyak juga mengancam kelestarian
terumbu karang. Disisi lain kesadaran masyarakat masih rendah terhadap masalah
pelestarian atau konservasi sumber daya yang mengakibatkan semakin menambah
sulitnya pengelolaan sumber daya terumbu karang secara rasional.
Dalam
upaya menanggulangi masalah tersebut khususnya dalam rangka memulihkan kemabli
fungsi dan peranan ekosistem terumbu karang sebagai habitat biota laut, perlu
segera diambil tindakan nyata untuk menjaga kelestarian ekosistem karang
melalui upaya rehabilitasi sumber daya karang yang sudah mengalami kerusakan.
Salah satu upaya tersebut dapat dilakukan melalui transplantasi karang.
Teknologi
transplantasi karang (Coral transplantation) adalah usaha
mengembalikan terumbu karang melalui pencangkokan atau pemotongan karang hidup
untuk ditanam di tempat lain atau di tempat yang karangnya telah mengalami
kerusakan, bertujuan untuk pemulihan atau pembentukan terumbu karang alami.
Metode Transplantasi Karang
Dewasa ini metode yang di gunakan untuk membuat media
transplantasi karang cukup banyak, namun dalam hal ini kami menggunakan metode
yang relatif mudah dan tingkat efesiensinya tinggi sehingga lebih efektif dalam
proses pembuatan dan aplikasinya,
Dari
beberapa alternatif metode transplantasi karang yang ada, metode jaring
substrat memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan metode lainnya, yaitu:
- Lebih kokoh dan kuat
- Cocok untuk obyek penelitian
- Cocok untuk karang bercabang
- Bernilai ekonomis dan efektif
- Tahan lama dan ramah lingkungan
Alat
dan bahan transplantasi karang :
- Peralatan scuba
- Jangka sorong (skala 0,01 cm)
- Peralatan ukur kualitas air
- Pemotong karang
- Alat dokumentasi bawah air
- Sampel karang hidup
- Wadah sampel
- Label tahan air
- Kawat baja
- Pipa paralon
- Substrat semen
- Sarana transportasi laut
Substrat
Substrat
berfungsi sebagai tempat penempelan bibit karang. Substrat yang digunakan
terdiri dari beberapa alternatif, yaitu jenis substrat konkrit, yakni terbuat
dari semen cor dengan ukuran 5x1 meter. Pada sisi atas semen yang telah di cor
akan di bentuk tiang pengikat sampel karang, namun di bentuk dengan rangkaian
tulisan “Rrueng Raya” (nama daerah transplan) untuk menambah nilai estetika,
dimana pola rangkaian di buat dengan kawat baja. Penempatan substrat didasar
perairan disesuaikan dengan kondisi dasar perairan.
Contoh
bentuk frame dari besi dan substrat
Penyiapan
lokasi rehabilitasi dilakukan dengan tujuan meningkatkan peluang anakan karang
untuk hidup dilokasi yang akan direhabilitasi menjadi lebih terjamin. Tahapan
yang dilakukan adalah :
- Mengurangi dan atau menghentikan penyebab rusaknya terumbu karang di lokasi tersebut.
- Membersihkan sampah plastik, organik, dan material lain yang dapat mengganggu pertumbuhan karang.
Bibit
Untuk Transplantasi Terumbu Karang
Pengambilan bibit dari alam perlu diperhatikan, antara lain :
- Mengurangi dan atau menghentikan penyebab rusaknya terumbu karang di lokasi tersebut.
- Tidak merusak koloni induk.
- Sistem perwakilan plot kurang lebih 10% per plot.
- Sesuai dengan MSY (potensi) di alam/lokasi.
- Pengangkutan bibit dilakukan di dalam air dan dilaksanakan dengan hati-hati.
Pada
pengikatan bibit pada substrat, perlu diperhatikan :
- Pengangkutan bibit dilakukan di dalam air dan dilaksanakan dengan hati-hati.
- Pengikatan bibit sebaiknya dilakukan di dalam air, namun apabila dilakukan dipermukaan air jangan terlalu lama (maksimal 20 menit).
- Pada pengikatan, bibit diikat dengan seerat mungkin dengan menggunakan tali pancing atau klem plastik.
sumber : http://gudangsamsul.blogspot.com/
Samsul Bahri ODC 0304
Kamis, 29 Maret 2012
Ocean Diving Club Unsyiah Akan Segera Melaksanakan Sertifikasi Selam Anggota Diklat-V
Sertifikasi Selam merupakan kegiatan tahunan Ocean Diving Club Unsyiah yang dilakukan untuk mendapatkan lesensi selam (surat izin penyelaman) yang diperuntukkan Anggota Diklat V ODC. Kegiatan Sertikasi ini merupakan proses akhir dari program kegiatan ODC Diklat ke-V setelah melewati masa pendidikan 8 bulan, dengan berbagai materi penyelaman baik secara praktikum maupun teori. Dalam masa pendidikan bersama ODC para anggota Diklat juga diberikan materi-materi Ilmiah lainya, seperti materi Pembekalan Ilmiah Monitoring. Hal ini sesuai dengan visi dan misi ODC yaitu meningkatkan minat, kemampuan pendidikan dan teknis kegiatan bawah air/laut secara benar, baku, dan aman serta membangkitkan dan mengembangkan cinta laut dengan konsep konservasi alam/lingkungan bawah air/laut.
Kegiatan sertifikasi ini akan dilakukan pada tanggal 1 – 5 April 2012 di Pulau Sabang tepatnya di daerah Iboih. Sertifikasi selam yang di ambil kelak berlisensi A2 ADS (open water), dengan Instruktur Selam Bapak Ibnu Azzam. Jumlah peserta sertifikasi pada tahun ini mengalami peningkatan yakni sejumlah 15 Anggota Diklat yang kesemuanya merupakan Mahasiswa Jurusan Ilmu Kelautan yang telah melewati dan menjalani masa Diklat angkatan ke-V. Dengan jumlah yang tergolong banyak tersebut tentu saja diperlukan persiapan yang matang dari para Panitia agar kegiatan sertifikasi tersebut berjalan lancar sesuai rencana.
Tetap semangat untuk semua Panitia dan Peserta Sertifikasi Selam ODC Diklat V...!
Tenang, Berfikir dan Bertindak..., Go Dive...!
Tetap semangat untuk semua Panitia dan Peserta Sertifikasi Selam ODC Diklat V...!
Tenang, Berfikir dan Bertindak..., Go Dive...!
Jumat, 16 Maret 2012
Anggota Diklat V ODC Melakukan Simulasi Kering Monitoring Ekosistem Terumbu Karang
Banda Aceh, (16/3/2012) ODC memberikan materi Pembekalan Ilmiah Monitoring (PIM) kepada Anggota Diklat V. Kegiatan ini merupakan suatu program yang rutin dilakukan dari ODC di bawah pengawasan Divisi Penelitian dan Pengembangan (LITBANG). PIM ini bertujuan untuk memberikan materi-materi dan pemahaman tentang Ekosistem Terumbu Karang serta teknik monitoring terumbu karang Kegiatan ini diikuti oleh 15 orang anggota diklat V ODC sebagai peserta.
Pembekalan materi sebelum melakukan simulasi kering
Dan pada hari ini ODC beserta Anggota Diklat V melakukan simulasi kering Monitoring Ekosistem Terumbu Karang. Simulasi ini bertujuan untuk memberikan pemantapan materi-materi yang telah di berikan beberapa bulan sebelumnya. Kegiatan ini diawali dengan pembekalan materi dan respon test tentang genus-genus karang, ikan karang beserta Invert. Setelah megetahui hasil kemampuan masing-masing, para peserta pelatihan lansung memasuki zona simulasi yang telah di setting oleh Anggota ODC Unsyiah lainnya.
simulasi metode transek kuadrat
Terdapat 4 metode monitoring yang dilakukan pada simulasi kering Monitoring kali ini yaitu, Point Intercept Transect (PIT), Line Intercept Transect (LIT), Transek Kuadrat dan Belt Transect (transek Sabuk). Masing-masing metode tersebut dilakukan secara bergantian oleh peserta. Metode-metode yang disimulasikan merupakan metode yang umum dipakai dalam pengambilan data karang. Menurut Indra, sebagai Ketua Divisi LITBANG ODC kegiatan simulasi kering ini merupakan suatu bentuk pelatihan pengambilan data Ekosistem Karang di daratan dimana kegiatan tersebut sebagai bentuk persiapan dan pembekalan kepada anggota diklat V sebelum melakukan kegiatan monitoring dan pengambilan data sebenarnya.
Simulasi Metode PIT dan LIT
Kamis, 08 Maret 2012
Pelepasan Tukik Untuk Kelestarian Penyu di Aceh
Aceh Besar, (29/2/2012) ODC mengikuti acara kegiatan pelepasan ratusan tukik ( bayi penyu ) ke alam bebas, bersama beberapa Jaringan KuALA (Koalisi untuk Advokasi Laut Aceh). Jenis tukik yang dilepaskan ke alam bebas berasal dari spesies Penyu Abu-abu atau Penyu Lekang (Lepidochelys olivacea). Tukik-tukik tersebut menetas setelah melewati + 50 hari atau + 2 bulan masa inkubasi di salah satu penangkaran penyu di daerah pesisir pantai Babah Dua Lampuuk, Aceh Besar. Kegiatan pelepasan tukik-tukik ini merupakan suatu bentuk restocking penyu ke lautan.
Tukik yang berada dikolam penangkaran
Kegiatan seperti ini sungguh sangat jarang terjadi di sekitar daerah pesisir Aceh, dan kami dari ODC sungguh tidak akan melewati detik-detik yang sangat berharga untuk kelestarian laut Aceh. Dengan dibekali 1 perangkat kamera Canon Powershot G10 yang telah dilengkapi dengan Underwater Casing, dan beberapa relawan ODC sebagai photografer amatiran terus mengambil beberapa gambar momen-momen indah dari para tukik-tukik penyu yang unyu-unyu.
Detik-detik Pelepasan Tukik-tukik ke lautan lepas
Kegiatan konservasi seperti ini sungguh sangat-sangat penting bagi kelestarian keberadaan penyu-penyu di laut kita. Mengingat status penyu di Indonesia merupakan hewan-hewan yang harus dilindungi, sebagaimana yang tertuang dalam PP Nomor 7 tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis-jenis Tumbuhan dan Satwa yang Dilindungi.
Aksi pelepasan ratusan tukik ini juga diisi dan dimeriahkan oleh anak-anak dari beberapa sekolah dasar di sekitar Aceh Besar. Mengingat jiwa-jiwa muda yang masih dini tersebut merupakan suatu langkah yang tepat untuk menanamkan kesadaran pentingnya menjaga kelestarian penyu-penyu. Kegiatan ini juga dihadiri berbagai instansi-intansi LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) terkait yang berhubungan dengan kelestarian alam dan laut.
Persiapan pelepasan Tukik-tukik
Pelepasan tukik-tukik
Setelah tukik-tukik dilepaskan ke garis pantai, tukik-tukik lansung begerak beramai-ramai melewati pasir pantai menuju lautan lepas. Untuk menemukan arah laut tukik berpatokan pada arah yang paling terang serta menggunakan topografi garis horison (cakrawala) sekitarnya. Dengan menggunakan sirip-sirip kecilnya tukik-tukik berusaha melewati dan bertahan dari pecahan ombak yang ada di bibir pantai. Sungguh perjuangan yang sangat berat bagi tukik-tukik kecil. Pergerakan tanpa henti ini membuat para tukik sedikit kelelahan. Hingga akhirnya ketika tukik kecil berhasil melewati derasnya deru ombak, mereka berhenti sejenak di atas permukaan perairan laut sambil melipatkan kedua sirip depan mereka ke belakang.
salah satu tukik yang berhasil melewati derasnya ombak pantai
beristirahat sejenak di permukaan lautan
posisi tukik ketika beristirahat
Ketika tenaga terkumpul, para tukik melakukan pergerakan kembali menuju lautan lepas yang jauh dan dalam, hingga menghilang dari pandangan kami. Kegiatan tukik melewati pantai dan berenang menjauh adalah upaya untuk menghindari para predator dan merekam petunjuk-petunjuk yang diperlukan untuk menemukan jalan pulang saat akan kawin (imprinting prosses).
Bersiap melakukan pergerakan kembali
Akhirnya kegiatan kami pun selesai. Beberapa potongan gambar tukik-tukik akan menjadi kenangan terindah bagi kelestarian laut Aceh. Selamat jalan tukik-tukik kecil, kuatkan dan keraskan sirip kecilmu hingga kelak dapat bertahan, kembali dan menetaskan lagi tukik-tukik berikutnya....!
Jumat, 27 Januari 2012
Tiga Kelompok Organisme Yang Berbahaya Bagi Penyelam
Tiga Kelompok Organisme Yang Berbahaya Bagi Penyelam
1. Kelompok Hewan yang Menggigit / Menyerang
a. Ikan Hiu (Shark)
Ikan Hiu merupakan golongan ikan bertulang rawan, hewan ini memiliki rahang yang kuat dan gigi yang tajam. Dengan gaya menyambar gigitan Hiu dapat menyebabkan luka robek yang besar. Sebenarnya gigitan Hiu tidak berbisa tapi yang dapat menyebabkan kematian adalah kehabisan darah karena luka gigitannya. Ikan Hiu tidak akan menyerang jika tidak merasa terganggu atau terancam. Ikan Hiu juga peka terhadap darah, jadi perlu waspada jika terjadi pendarahan ketika menyelam di sekitar lingkungan hiu.
b. Ikan Baracudas
Ikan ini hidupnya bergerombol (schooling), ikan ini mempunyai ukuran tubuh 40cm-180cm serta memiliki gigi yang kuat dan tajam, gigitan ikan ini dapat menyebabkan jari tangan putus. Pada umumnya ikan ini menyerang benda mengkilap seperti cincin, kalung, atau anting-anting.
c. Muray (Gymnothorax dll)
Muray sejenis ikan yang mempunyai komposisi gigi kuat. Sebenarnya ikan ini takut pada manusia akan tetapi jika dia merasa terancam atau kaget, ikan ini akan menyerang untuk membela diri. Habitatnya hidup disekitar terumbu karang dan tinggal di celah-celah karang. Untuk melindungi diri penyelam harus memakai wet suit sebagai pelindung tubuh dari gigitannya.
2. Kelompok hewan yang menyengat atau berbisa
A. Coelenterata
1. Ubur-ubur (Scyphozoa & Hydrozoa)
Anda mungkin tidak asing lagi dengan hewan ini yaitu ubur-ubur. Hewan laut yang satu ini mempunyai sel penyengat (nematosis) yang dapat menyebabkan kulit seperti terbakar jika tersengat sel-sel penyengatnya. Ukuran ubur-ubur bermacam-macam dari kecil sampai besar. Ubur-ubur memiliki warna yang transparan dan ada juga yang berwarna-warni. Pertolongan pertama jika terkena sengatan ubur-ubur dapat dilakukan dengan memberi cairan alcohol, digosok dengan pasir atau beri air garam.
2. Karang Api (Millepora)
Warna yang indah atau mencolok tidak selamanya aman, begitu juga dengan karang Api (Millepora) karena tentakel dari karang ini mengandung sel penyengat yang dapat membuat kulit terasa panas atau melepuh jika terkena/menyentuh karang ini dengan tangan telanjang, jika anda terkena sengatan dari tentakel karang ini kulit akan berwarna merah kecoklatan. Oleh karena itu dianjurkan unutk memakai pakaian selam yang baik (wet suit).
| |
B. Moluska: Gastropoda (Lambis & Conus)
Biota laut yang satu ini tidak kalah mematikan bagi penyelam jika tersengat olehnya, beberapa hewan ini memiliki menyengat dengan menembakkan tombak yang berukuran 25 mm yang dialiri racun mematikan. Hewan ini memiliki motif yang menarik dengan corak yang bermacam-macam. Oleh karena itu dianjurkan untuk tidak menyentuh dan mengganggunya dan gunakan sarung tangan jika menyelam. Efek yang muncul selain kematian bisa terkena lumpuh dan gangguan pernafasan.
Conus
C. Reptile: Ular laut
ular laut memiliki bisa yang mematikan, gigitannya bisa menyebabkan kematian dalam hitungan detik saja. Sebenarnya serangan ular laut hanya berupa serangan penyidikan, serangan sesungguhnya jarang terjadi. Untuk para penyelam dianjurkan agar tidak panik jika bertemu dengan ular laut . karena gerakan yang tiba-tiba atau spontan bisa membuat ular ini merasa terancam dan akan menyerang. Untuk mengantisipasi gigitan ular laut bisa dengan memakai wet suit.
D. Echinodermata: Bulu Babi(sea urchin)
Bulu Babi berbahaya jika terinjak karena durinya sangat rapuh/ mudah patah. Untuk mengobatinya dapat dilakukan dengan mengeluarkan duri dan diberikan anti septik. Untuk menghancurkan durinya dapat juga dilakukan dengan cara dipukul-pukul. Pertolongan pertama untuk menghilangkan rasa sakit bisa dilakukan dengan member air seni, karena air seni mengandung amoniak.
E. Ikan
1. Ikan Pari (Sting ray)
Sebenarnya ikan pari tidak menyerang diver, namun jika terinjak ia akan menggerakkan/mengibaskan ekornya keatas dan mengakibatkan luka dan menyakitkan karena durina mengandung bisa. Pertolongan perama dapat dilakukan dengan membersihkan luka dan mengeluarkan selaput duri lalu direndam dalam air panas.
2. Stonefish
Sesuai namanya biasa disebut juga ikan batu yang paling suka berkamuflase didaerah batu karang, lumpur, pasir maupun patahan karang. Jika kalian suka berjalan dipantai atau perairan laut yang dangkal, sebaiknya berhati-hati dengan ikan batu. Karena hampir sebagain besar siripnya memiliki racun yang kuat. 1 kelenjar racun ikan batu dapat membunuh 100 tikus, jadi disarankan ketika bermain di pantai menggunakan boots atau alas kaki.
3. Scorpionfish dan Lionfish (Ikan Lepu)
Sama halnya dengan stonefish, namun bentuknya jauh lebih elegan dengan sirip –sirip yang memanjang. Pada bagian ujung dari Sirip-sirip keras tersebut terdapat kelenjar racun juga, apabila terkena tubuh manusia dapat menyebabkan sakit yang berlangsung selama 6 jam. Untuk mengurangi rasa sakitnya dapat menggunakan air panas dicampur cuka atau irisan lemon.
3. Kelompok hewan yang beracun
Ikan Buntal
Ikan ini hanya beracun jika memakannya.Namun, pada sebagian kecil negara seperti Jepang memilki Restoran ataupun rumah makan yang menyajikan makanan berbahan dasar ikan Buntal. Ikan ini tidak memiliki gerakan agresif di dalam air. Duri-duri yang dimiliki sebagian ikan buntal ini bukannlah merupakan duri-duri yang tajam, sehingga ikan ini bukan merupakan organisme yang sangat berbahaya bagi penyelam.(ODC)
Langganan:
Postingan (Atom)