Ocean Diving Club (ODC) Unsyiah
bekerja sama dengan Dinas Kelautan Dan Perikanan Aceh Besar melakukan kegiatan serta
Pengobatan Gratis yang di fasilitasi sepenuhnya oleh Rumah Zakat di desa
Lamreh, Kecamatan Mesjid Raya, Krueng Raya, Kabupaten Aceh Besar. Dalam rangka
menyambut Hari Kelautan Sedunia. Kegiatan yang juga di dukung oleh KuALA
(Koalisi Untuk Advokasi Laut Aceh) dan Rumah Zakat ini di laksanakan sebagai
bentuk ungkapan kepedulian nyata mahasiswa Jurusan Ilmu Kelautan Universitas
Syiah Kuala ini karena daerah ini merupakan lokasi penelitian permanen yang sering
di lakukan oleh Ocean Diving Club(ODC) Unsyiah ini.
Foto bersama Pemateri, Peserta Seminar dan Kepala Dinas DKP Aceh Besar
Kegiatan ini merupakan hasil
gagasan dari anggota Ocean Diving Club sendiri yang sering melakukan penelitian
di daerah tersebut. Kegiatan ini bertujuan agar dapat menyampaikan hasil
penelitian yang selama ini dilakukan oleh Ocean Diving Club Unsyiah kepada
masyarakat Krueng Raya, khususnya desa Lamreh. Pihak yang menjadi peserta dalam
kegiatan ini adalah masyarakat desa Lamreh yang berasal dari kalangan nelayan,
pelajar, mahasisiwa, dan tokoh adat serta masyarakat gampong. Kegiatan ini juga
bersamaan dengan pengobatan gratis berpusat di mesjid Lamreh yang di fasilitasi
sepenuhnya oleh Lembaga Rumah Zakat.
Hari pertama:
Kegiatan yang terdiri dari
Workshop dan Transplantasi karang berturut-turut ini didukung penuh oleh pihak Dinas Kelautan dan Perikanan Aceh Besar. Workshop potensi ekosistem terumbu
karang ini dilakukan pada tanggal 23 Juni 2012 yang bertempat di aula SD
Lamreh. Seminar ini sendiri dihadiri dan dibuka oleh Kepala Dinas Kelautan
dan Perikanan Aceh Besar, Ir. M. Adil, M. Si. Dalam pembukaannya beliau menyampaikan bahwa
kegiatan seperti ini penting dilakukan mengingat banyaknya potensi perikanan
dan terumbu karang yang terdapat di daerah Krueng Raya sehingga perlu adanya
monitoring dan kerjasama antara pihak masyarakat, akademisi dan pemerintah, dengan
demikian sumberdaya yang dimiliki dapat dimanfaatkan secara arif dan tidak
merusak sehingga potensi tetap terjaga dan berkelanjutan. Ferdiansyah sendiri sebagai ketua Ocean Diving Club menyampaikan ucapan terimakasihnya kepada semua
pihak yang terlibat. Menurutnya kegiatan ini dianggap sangatlah penting melihat
potensi yang ada di daerah tersebut dan Ocean Diving Club sendiri yang telah lama
terlibat melakukan banyak kegiatan didaerah tersebut, jadi kegiatan seperti ini
diharapkan tidak hanya sebatas pada hari tersebut, namun pada waktu lain
kedepannya. Kegiatan
seminar juga mendatangkan pemateri dari pihak Ocean Diving Club yakni Samsul
Bahri, dari pihak akademisi yang merupakan dosen FMIPA Biologi Dr. Edi Rudi,
dan juga dari Lembaga Rumah Zakat yakni Arif fadhillah S. Kel.
Dalam pemnyampaiannya, Samsul
Bahri selaku ketua panitia dan juga Pemateri dari Ocean Diving Club meyampaikan
hasil dari pengamatan yang dilakukan oleh Ocean Diving Club selama tiga tahun
terkahir, yakni 2009, 2010, dan 2011. Dalam penyampaiannya Ocean Diving Club sendiri
memberikan presentasi hasil pengamatan mereka kepada masyarakat berdasarkan
data dan gambar yang mereka kumpulkan, selain itu Ocean Diving Club juga
memberikan materi dasar tentang pengertian dan fungsi ekosistem terumbu karang
kepada masyarakat, dengan harapan agar masyarakat lebih memahami akan
pentingnya ekosistem yang tumbuh di sekitar mereka itu. terlihat antusias
peserta yang hadir dengan munculnya beberapa pertanyaan dan gagasan dari pihak
peserta maupun pihak dinas terkait setempat yang hadir pada acara tersebut.
Dr. Edi Rudi selaku pihak
akademisi meyampaikan bahwa perlindungan daerah laut sangatlah penting,
terutama pada daerah yang memiliki nilai potensial tinggi, karena selain
meningkatkan biodiversitas ekosistem, juga dapat meningkatkan kemakmuran
masyarakat dan nilai estetika yang diarahkan kepada objek wisata dan aktifitas
penangkapan yang memerhatikan lingkungannya.
Lembaga Rumah zakat melalui Arif
Fadhillah S. Kel dalam materinya menyampaikan pentingnya menjaga kebersihan
lingkungan terutama pada lingkungan pesisir yang akan berdampak terhadap
lingkungan dan kesehatan masyarakat itu sendiri. Masyarakat yang sehat tidak
hanya peduli pada dirinya, namun juga pada lingkungan tempat tinggalnya.
Hari Kedua:
Kegiatan transplantasi sendiri
berlangsung pada hari kedua, yakni minggu 24 Juni 2012. Tidak hanya itu, aksi
peduli juga dilakukan dalam bentuk kegiatan bersih pantai oleh anggota Ocean
Diving Club Unsyiah dengan jajaran pihak masyarakat setempat. Kegiatan ini berlangsung di
Pantai wisata Lhok Mee, Lamreh, Kecamatan Mesjid Raya, Krueng Raya, Aceh Besar dan dihadiri oleh Kadis Dinas Kelautan Dan Perikanan Aceh Besar Ir. M.
Adil, Perangkat gampong serta pihak TNI AL dan Kepolisian Laut. Kegiatan ini
adalah suatu aksi peduli terhadap kondisi karang saat ini di Krueng Raya, pasca
tsunami 2004 silam dan pemutihan karang di akhir 2010, menyebabkan ribuan
hektar lahan tempat tumbuhnya karang ini mati sehingga keindahan yang dulunya
dapat di nikmati saat ini hanya dapat di kenang. Selain itu juga di karenakan
keinginan Ocean Diving Club Unsyiah untuk merehabilitasi terumbu karang yang sudah
banyak rusak, Atas hal itulah Ocean Diving Club Unsyiah berinisiatif melakukan
pencangkokan karang di daerah tersebut dengan menggunakan media Pipa Paralon
berjumlah 9 buah pada dua kedalaman yang berbeda, yakni kedalaman dangkal 4-6
meter dan dalam 8-10 meter.
Kegiatan Pembersihan Pantai, Pantai Lhok Mee, pasir putih Lamreah
Sampah yang telah dikumpulkan dari Aksi Pembersihan Pantai
Pemasangan Fragmen Karang pada media Transplantasi
Kegiatan yang melibatkan Panglima
Laot Lhok Krueng Raya, Bapak Zakaria menyampaikan bahwa kematian karang yang
terjadi di krueng raya ini sangatlah cepat, banyak perubahan ekonomi yang
terjadi dikarenakan kondisi terumbu karang di krueng raya saat ini. Aktifitas
masyarakat yang dulunya tentram kini mereka harus berusaha lebih giat untuk
menafkahi keluarga masing-masing. Sangat di sayangkan juga karena hal itu
menyebabkan banyak nelayan kecil yang harus melaut lebih jauh untuk mendapatkan
ikan dikarenakan lokasi penangkapan ikan karang tempat mereka mencari nafkah
telah rusak.
Foto Fragment dan Media Transplantasi
Kelancaran kegiatan ini tentunya
tidak terlepas dari dukungan masyarakat desa Lamreh, terutama perangkat desa
dan pemuda gampong yang telah banyak membantu untuk menyediakan tempat dan
berpartisipasi hingga kegiatan selesai. Diharapkan kegiatan seperti ini tidak
hanya sampai disini, namun dapat dilaksanakan secara berkelanjutan dan membangun
hingga dapat membentuk budaya masyarakat pesisir yang peduli lingkungan.
Save Our Coral...!