Aceh Besar, (29/2/2012) ODC mengikuti acara kegiatan pelepasan ratusan tukik ( bayi penyu ) ke alam bebas, bersama beberapa Jaringan KuALA (Koalisi untuk Advokasi Laut Aceh). Jenis tukik yang dilepaskan ke alam bebas berasal dari spesies Penyu Abu-abu atau Penyu Lekang (Lepidochelys olivacea). Tukik-tukik tersebut menetas setelah melewati + 50 hari atau + 2 bulan masa inkubasi di salah satu penangkaran penyu di daerah pesisir pantai Babah Dua Lampuuk, Aceh Besar. Kegiatan pelepasan tukik-tukik ini merupakan suatu bentuk restocking penyu ke lautan.
Tukik yang berada dikolam penangkaran
Kegiatan seperti ini sungguh sangat jarang terjadi di sekitar daerah pesisir Aceh, dan kami dari ODC sungguh tidak akan melewati detik-detik yang sangat berharga untuk kelestarian laut Aceh. Dengan dibekali 1 perangkat kamera Canon Powershot G10 yang telah dilengkapi dengan Underwater Casing, dan beberapa relawan ODC sebagai photografer amatiran terus mengambil beberapa gambar momen-momen indah dari para tukik-tukik penyu yang unyu-unyu.
Detik-detik Pelepasan Tukik-tukik ke lautan lepas
Kegiatan konservasi seperti ini sungguh sangat-sangat penting bagi kelestarian keberadaan penyu-penyu di laut kita. Mengingat status penyu di Indonesia merupakan hewan-hewan yang harus dilindungi, sebagaimana yang tertuang dalam PP Nomor 7 tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis-jenis Tumbuhan dan Satwa yang Dilindungi.
Aksi pelepasan ratusan tukik ini juga diisi dan dimeriahkan oleh anak-anak dari beberapa sekolah dasar di sekitar Aceh Besar. Mengingat jiwa-jiwa muda yang masih dini tersebut merupakan suatu langkah yang tepat untuk menanamkan kesadaran pentingnya menjaga kelestarian penyu-penyu. Kegiatan ini juga dihadiri berbagai instansi-intansi LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) terkait yang berhubungan dengan kelestarian alam dan laut.
Persiapan pelepasan Tukik-tukik
Pelepasan tukik-tukik
Setelah tukik-tukik dilepaskan ke garis pantai, tukik-tukik lansung begerak beramai-ramai melewati pasir pantai menuju lautan lepas. Untuk menemukan arah laut tukik berpatokan pada arah yang paling terang serta menggunakan topografi garis horison (cakrawala) sekitarnya. Dengan menggunakan sirip-sirip kecilnya tukik-tukik berusaha melewati dan bertahan dari pecahan ombak yang ada di bibir pantai. Sungguh perjuangan yang sangat berat bagi tukik-tukik kecil. Pergerakan tanpa henti ini membuat para tukik sedikit kelelahan. Hingga akhirnya ketika tukik kecil berhasil melewati derasnya deru ombak, mereka berhenti sejenak di atas permukaan perairan laut sambil melipatkan kedua sirip depan mereka ke belakang.
salah satu tukik yang berhasil melewati derasnya ombak pantai
beristirahat sejenak di permukaan lautan
posisi tukik ketika beristirahat
Ketika tenaga terkumpul, para tukik melakukan pergerakan kembali menuju lautan lepas yang jauh dan dalam, hingga menghilang dari pandangan kami. Kegiatan tukik melewati pantai dan berenang menjauh adalah upaya untuk menghindari para predator dan merekam petunjuk-petunjuk yang diperlukan untuk menemukan jalan pulang saat akan kawin (imprinting prosses).
Bersiap melakukan pergerakan kembali
Akhirnya kegiatan kami pun selesai. Beberapa potongan gambar tukik-tukik akan menjadi kenangan terindah bagi kelestarian laut Aceh. Selamat jalan tukik-tukik kecil, kuatkan dan keraskan sirip kecilmu hingga kelak dapat bertahan, kembali dan menetaskan lagi tukik-tukik berikutnya....!
a good picture..
BalasHapusmari kita pelihara & lestarikan satwa laut kita :D